Salam ta’dhim wal ikhtiroman kepada mas-mas yang dulu saya kira sebagai vokalis. Lambat laun melewati dimensi waktu, suaranya selalu berdesir mengalun di telinga dengan lirih. awal saya melihat mas Noe sekitar Tahun 2006 di layar kaca. Pada saat itu PadhangMbulan disiarkan di TV. Melihat Noe memegang mic saya tertegun dengan usia saya yang masih sekitar 12 Tahun. Saya heran dan kaget sekaligus bergumam “acara opo iki, kok enek vokalis mbahas tentang Indonesia, tentang agama lan duwur men sing di omongane”. lambat laun saya matikan TV itu dan pergi dolan.
Seiring berjalannya waktu, dan atas ridho Allah tahun 2013-2015 saya bekerja di JABOTABEK. Tepat di Tahun 2015, saya ikut acara Kenduri Cinta. Betapa kagetnya saya, salah sangka saya dulu jadi haru, menjelma jadi kagum, merasuki diri menjadi takjub. Acara Kenduri Cinta malam itu dirahmati Allah dengan turun hujan. Saya maju dan hanya berjarak kurang dari satu meter dengan Mas Sabrang. beliau bicara banyak sekali. Otak saya belum loading dan masih terjebak takjub. Orang yang dulu saya kira hanya vokalis ternyata ada di depan saya, sangat dekat. Ya Allah, apa ini Kun Fayakun panjenengan.
Mas Sabrang bicara dengan sangat tenang. bagai nahkoda kapal yang tidak limbung diterjang gelombang. Bicaranya menenangkan dan sangat asyik kita dibawa tenggelam. Apa yang disampaikan selalu membuat kita pening, tapi kepala kita manggut-manggut. Seperti orang mengerti dan memikul tumpukan ilmu serta pengetahuan yang siap kita nikmati. gramatikal, intonasi, vokal, dan referensi Mas Sabrang seperti air mengalir dan tak habis-habis. Kadang ada guyonan, tpi guyonnya harus diolah dulu dengan otak kita, sampai tertawa pun kita terkadang tidak paham maksudnya. Siapa mas Sabrang sebenarnya?
Kata orang-orang beliau lulusan Kanada dan ahli matematika. Tapi kok tidak bekerja di Kementerian Keuangan saja atau dosen di Universitas ternama. mengapa dan kenapa Mas Sabrang berbeda? mungkin permintaan hati beliau yang tidak bisa diterjemahkan orang dan mungkin dangkal pula cara berpikir kita tentang Mas Sabrang. Beliau membuat otak kita berpikir hanya karna melihat senyumnya, beliau membuat kita mencari referensi di internet hanya karena kita mendengar batuknya. Beliau membuat kita membaca buku hanya karena kita mendengar satu kata yang asing keluar dari dua bibirnya. Itulah Mas sabrang, membuat kita belajar tanpa mengajak. membuat kita berpikir tanpa menyuruh. Membuat kita memasuki pintu ilmu tanpa dibelenggu.
Sampai saat ini Mas Sabrang adalah misteri. beruntung sekali orang yang diajak diskusi. sampai saat ini keheranan di benak saya masih menjadi-jadi. Otak saya juga mengira-ngira, dimana mas Sabrang itu belaja, bersekolah dan mengembara. Apa iya hanya di Canada. Sudahlah daripada kita salah sangka dan menyangka dengan salah. Kita nikmati saja Mas Sabrang mengajak kita kemana dengan bicaranya dan ilmunya.
Tapi saya, salah sangka itu juga ada hikmahnya. Entah ini disebut hukum keterkaitan atau apa. Tak elok lah saya menyangka-nyangka. Mungkin juga Kun Fayakunnya Allah. Berawal dari salah sangka dulu, dan membuat saya asyik ketika mendengar beliau bicara. Sampai saya sering mengikuti acara Maiyah, Allah memberi anugerah. 2022 anak saya lahir dengan tanggal yang sama seperti Mas Sabrang, 10 Juni. dan Mbah Nun pula kerso maringi asmo. Selamat milad Mas Sabrang, terus ajak kami berlayar. Membawa pendar-pendar cahaya yang bersinar. Ajak kami menyelam lebih dalam dan bangunkan kami ketika terpejam. Ajak kami berselancar dengan referensi-referensi nutrisi untuk kami punya nalar. Wilujeng ambal warso, mugi-mugi tansah pinaringan berkah soho anugerah, rahmah saking Gusti Allah ingkang moho kuoso. Milad ke 44, angka kembar kagem beliau mugi selalu sehat.
Beranda Lincak