Semarang, 12 November 2023* – Di Omah Alas, sebuah lokasi yang asri di desa wisata Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Semarang, Komunitas Gambang Syafaat mengadakan acara Silaturrahmi Komunitas Sesi Khusus. Acara ini merupakan refleksi perjalanan komunitas selama tahun 2023, diadakan di sebuah gubug tradisional yang dikelilingi pepohonan hijau rimbun, dengan ornamen kayu dan lantai ubin yang menambah nuansa khas.
Inisiatif acara ini berawal dari pertemuan rutin “reboan”, yang menjadi cikal bakal ide penyelenggaraan. Flyer yang disebar menandakan bahwa acara ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Tujuan utamanya adalah mengevaluasi dan memperbaiki pola yang sudah ada, serta mencoba peluang baru yang diharapkan memberikan manfaat lebih luas.
Fokus utama acara ini adalah tanggung jawab bersama dalam pengelolaan kegiatan komunitas. Semua kegiatan dan keputusan diambil secara kolektif, bersumber dari tenaga, waktu, dan sumber daya yang dikumpulkan bersama. Oleh karena itu, menjaga kebersamaan dan keterbukaan dalam setiap langkah menjadi prioritas.
Acara ini juga menjadi wadah untuk meningkatkan kapabilitas penggiat, bagaimana belajar mengelola event dengan membentuk tim kecil, yang harapannya bisa memberikan pengalaman baru.
*Bicaran, Rencanakan, Tuliskan, Kerjakan, dan Kabarkan*
Komunikasi dan koordinasi, dua pilar penting dalam menjalankan kegiatan komunitas, menjadi fokus utama dalam diskusi forum kali ini. Duwi membuka sesi dengan penjelasan tujuan pertemuan, diikuti oleh Diyah yang memandu diskusi dengan penuh keahlian. Sesi evaluasi dan perbaikan komunitas menjadi ruang terbuka untuk menyampaikan masalah komunikasi yang selama ini menjadi tantangan. Alur ini nantinya akan dicoba dalam setiap kegiatan komunitas, untuk membawa semangat baru dan efisiensi dalam setiap langkah yang diambil.
*Bicarakan* menjadi langkah awal yang krusial. Langkah pertama adalah mendiskusikan setiap ide atau konsep baru melalui kegiatan rutin yang disebut “reboan”. Ini adalah forum diskusi di mana dapat berbagi ide, kritik, atau pendapat. Ini adalah kesempatan untuk berbagi pemikiran dan mendapatkan masukan dari aktivis lain dalam komunitas.
Langkah kedua, *Rencanakan*, mengubah ide-ide yang telah terkumpul menjadi sketsa aksi yang lebih konkret. Di sini, anggota komunitas mulai menyusun rencana, mempertimbangkan sumber daya, waktu, dan langkah yang diperlukan.
Kemudian, langkah ketiga, *Tuliskan*, menjadi jembatan antara rencana dan aksi. Di tahap ini, setiap detail dari rencana yang telah dibuat dituangkan dalam bentuk tulisan. Proses ini tidak hanya membantu dalam mengklarifikasi dan mengorganisir rencana, tetapi juga memastikan bahwa semua anggota komunitas memiliki pemahaman yang sama tentang apa yang harus dilakukan.
*Kerjakan*, langkah keempat, adalah di mana semua rencana mulai diwujudkan. Setiap anggota komunitas bergerak sesuai dengan pembagian masing-masing. Ada semangat kolektif yang mendorong, sebuah keinginan untuk melihat ide-ide menjadi kenyataan. Setiap langkah yang diambil, setiap tugas yang diselesaikan, membawa lebih dekat ke tujuan.
*Kabarkan*, menjadi penutup dari setiap kegiatan. Setiap kegiatan yang selesai menjadi pelajaran, sebuah cerita yang bisa diambil hikmahnya, menjadi pembelajaran. dan inspirasi untuk kegiatan berikutnya.
Namum di atas semua itu, ada nilai yang lebih dalam untuk merajut kebersamaan: saling menemani satu dengan lainnya, menguatkan semangat melayani dan komitmen menjaga komunitas bersama. /Wisnu/