Manungsane Gusti
Mlaku ing jejeke laku,
Laku ingkang katulis datheng Guru,
Guru sejati sing isine ana Ati,
Ati putih kang di adepake datheng Gusti,
Gusti kang sejati,
Manungsane kang digathi,
Wiwit esuk kanthi wengi,
Lelakune kang ora dingerteni
Datheng manungsane sing akeh Lali,
Lali ingkang sejatine lali
Rebutan ngutamake nafsu lan birahi
Birahi datheng manungsane gusti
Gusti kang dilali,
Lali sekabehane kagem sedayane ingkang suci.
Tangisan Untuk Tuhan
Dikala banyak manusia bercinta,
Dikala banyak manusia bergelimang harta,
Dan
Dikala itu pula banyak manusia lupa.
Disaat semua manusia menjadi pujangga cinta,
Lihai bermain kata,
Hingga asyik memainkan kata, dan kemudian…
Lupa.
Dikemudian hari ketika semua menjadi tak bertahta,
Banyak yang menyerah,
Kemudian Gila.
Gila?
Gila APA?
Gila CINTA?
Cinta pada SIAPA?
MANUSIA?
HARTA?
Harta SIAPA?
HARTA TUHAN BUKAN?
YAH …Inilah Sebuah Kegilaan karena LUPA
Hingga lupa apa sebenarnya judul puisi ini,
Tangisan untuk Tuhan atau LUPA?
atau bahkan
GILA?
Hahaha…
Menangis kita untuk manusia-Nya
Gila kita kepada Harta-nya
Semua yang sementara telah melupakan kita padanya.
Cinta Tuhan yang tulus,
Cinta Tuhan yang Agung,
Cinta Tuhan yang hadir disetiap hela nafas kita,
Detak Jantung kita,
Tangisan yang harusnya tak terlupakan,
Tangisan yang harusnya diri persembahkan.
Tangisan untuk Tuhan yang semakin jauh terlupakan.
Tangisan yang pantasnya kita kembalikan.
Tangisan untuk Cinta kita pada Tuhan.