blank

Perjalanan saya dimulai pada tahun 2018, ketika saya masuk dunia perkuliahan. Saat itu seorang teman mengajakku untuk hadir di Sinau Bareng di Semarang. Tetapi jauh sebelum itu, saya sudah sedikit mendengar nama Mbah Nun waktu masih di bangku SMA sekitar tahun 2017. Yang saya tahu waktu itu, Mbah Nun hanyalah tokoh intelektual dan seniman Jogja yang kadang-kadang juga sering didatangi tokoh politik dari Jakarta. Sehingga di tahun 2018 itulah saya baru mulai mengenal lebih dalam apa itu Maiyah dan forum diskusi Sinau Bareng, serta secara pelan-pelan mengikuti Sinau Bareng Mbah Nun dan KiaiKanjeng.
Pemikiran serta pandangan hidup yang Mbah Nun bawa di forum Maiyah yang kritis dan tajam membuat saya semakin ingin hadir dalam diskusi-diskusi yang ada di dalam forum Maiyah tersebut. Dengan jurusan yang saya pilih di bangku kuliah yaitu di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, saya selalu menjadikan pemikiran serta cara berpikir dari Mbah Nun sebagai referensi atau rujukan dalam memandang pergolakan politik di Indonesia dan apa yang terjadi di kehidupan sosial.
Hadirnya Mbah Nun di tengah kita semua memberikan semangat bagi masyarakat kaum bawah. Mbah Nun selalu menekankan kepada kami–masyarakat arus bawah–bahwa kami jangan sampai mengikuti arus yang terjadi di Jakarta. Mbah Nun juga selalu berpesan agar masyarakat harus rukun saling gotong royong dan jangan sampai terpecah belah oleh berita-berita politik ataupun sosial yang terjadi di Jakarta.
Jadi, dengan adanya Mbah Nun dan Sinau Bareng diharapkan masyarakat berbesar hati dalam menjalani kehidupan ini, tetap bersyukur kepada Allah terhadap kondisi apapun yang terjadi dan akan terjadi. Dalam beberapa kesempatan Sinau Bareng, Mbah Nun selalu menekankan untuk jangan tidak melibatkan Allah di segala kondisi atau tujuan dari hidup kita. Karena menurut Mbah Nun, apapun yang kita lakukan harus melibatkan dan didasarkan untuk Allah semata. Sehingga apa yang keluar di lisan kita dan perbuatan kita sehari-hari adalah kebaikan untuk semuanya.
Berangkat dari kegembiraan dan cinta kasih sayang, Mbah Nun dan KiaiKanjeng terus menebarkan rasa cinta kasih kepada sesama dan selalu memberikan optimisme kehidupan kepada masyarakat arus bawah, sehingga hadirnya Sinau Bareng memberikan warna serta kekuatan untuk hati masyarakat di desa-desa maupun di dusun-dusun yang didatangi oleh Mbah Nun dan KiaiKanjeng.
Selain memberikan bekal ilmu serta kegembiraan dan rasa kasih sayang, Mbah Nun dan forum Maiyah juga membukakan pintu-pintu rezeki serta ekonomi untuk pedagang-pedangan yang berjualan di setiap acara Sinau Bareng. Itu menunjukan bahwa Allah sangat memberkahi Sinau Bareng ini. Tidak hanya yang mendengarkan Sinau Bareng, orang yang sedang mencari rezeki juga diberi keberkahan oleh Allah.
Dari awal berdirinya forum Maiyah atau Sinau Bareng, Mbah Nun selalu mengajak kita untuk saling berdiskusi berlomba-lomba menemukan jawaban yang pas untuk diri kita sendiri. Sehingga apa yang disampaikan Mbah Nun di dalam forum tidak hanya untuk Mbah Nun, tetapi untuk jamaah atau untuk kita semua yang hadir di dalam Sinau Bareng.
Mbah Nun, Maiyah, dan kita tidak pernah saling terhubung, namun kita, Maiyah, dan Mbah Nun adalah satu kesatuan dari Tuhan yang diturunkan kepada seluruh penggiat Maiyah, bahkan bagi yang belum pernah menghadiri Sinau Bareng bersama Mbah Nun. Mbah Nun selalu menemani kita setiap malam keliling desa-desa dan dusun-dusun untuk menguatkan hati, pikiran, dan jiwa kita. Hampir setengah umur beliau dihabiskan untuk menemani anak-cucu beliau–sebutan dari Mbah Nun untuk Jamaah Maiyah yang rata-rata anak muda belasan tahun.
Mbah Nun bisa dikatakan salah satu orang atau tokoh nasional yang masih senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat arus bawah di desa, dusun, dll. Bahkan, kalau saya bisa katakan Mbah Nun lebih banyak yang langsung mendengarkan keluh kesah masyarakat Indonesia atau warga desa kabupaten ke bawah karena saking seringnya Mbah Nun menemani di setiap kehidupan kita lewat ilmu-ilmu yang ada di forum Sinau Bareng.
Dengan keikhlasan hati beliau menemani anak-cucunya, Mbah Nun selalu mengingatkan kita semua untuk tidak pernah menyerah oleh tekanan hidup apapun dan beliau selalu menekankan untuk percaya dan menyerahkan semua kepada Allah. Mbah Nun pernah berdawuh, “Masio lunyu tetep o menek”, karena Allah selalu bersama kita.
Mbah Nun sendiri tidak mengharapkan apa-apa dari kita. Mbah Nun dengan kerendahan hati dan keilmuan hidup mau menemani kita di setiap malam supaya kita kuat dan selalu berprasangka baik dengan Allah.
Maiyah, Mbah Nun, dan kita semua ini sedang diperjalanan oleh Allah ke jalan kebahagiaan dan ke jalan penuh kegembiraan, walaupun kita harus terus berjuang semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang Allah mau dan yang allah inginkan untuk kehidupan kita. Mbah Nun mencoba menunjukkan kita jalan-jalan mana saja yang harus kita lalu untuk mencapai tujuan tersebut.
Mbah Nun dengan Maiyah memberikan energi tersendiri di tengah-tengah masyarakat atau kita semua, khususnya bagi yang pernah merasakan Sinau Bareng secara langsung ataupun secara tidak langsung. Kta pasti bisa mendapatkan energi untuk terus melakukan yang terbaik di kehidupan ini bersama Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw.
Hadirnya Sinau Bareng memberikan warna serta pandangan hidup tersendiri di tengah-tengah masyarakat, khususnya anak-anak muda penggiat Maiyah. Anak-anak muda diajak Mbah Nun untuk berpikir dan sinau bareng tentang banyak hal yang terjadi di kehidupan ini. Dengan pola pikir dan pengalaman serta ilmu dari Mbah Nun, anak-anak muda menjadi lebih kritis terhadap sesuatu yang terjadi di tengah masyarakat dan lebih peka terhadap sesuatu di dekat kita. Apa yang kita lakukan, bisa atau tidak harus memberikan sedikit manfaat untuk orang di sekitar kita.
Mbah Nun mempresentasikan sedemikian rupa guna memberikan bekal bagi anak-cucu agar senantiasa berani menghadapi semua yang terjadi dengan percaya bahwa Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. akan senantiasa menolong kita.
Jadi menurut saya, Mbah Nun, kita, dan Jamaah Maiyah adalah satu kesatuan dan forum Maiyah adalah hadiah dari Allah lewat Mbah Nun untuk masyarakat Indonesia. Dengan umur yang menginjak 70 tahun, Mbah Nun masih semangat menemani kita untuk memberikan ilmu serta cinta kepada kita semua, Jamaah Maiyah. Dan, forum Sinau Bareng ini membuktikan bahwa Mbah Nun sangat mencintai bangsa ini dan rakyat Indonesia pada umumnya. Yang bisa Mbah Nun berikan adalah kasih sayang dan ilmu untuk semua Jamaah Maiyah.
Harapan saya dan juga semua Jamaah Maiyah dalam rangka 70 tahun Emha Ainun Nadjib agar Mbah Nun selalu sehat, Allah memberkahi langkah-langkah beliau, dan Allah selalu merestui apa yang sudah dan akan dilalui oleh Mbah Nun lewat forum Maiyah atau Sinau Bareng. Serta forum Maiyah ini semoga selalu mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.