blank

Pewaris dan perintis begitulah tema pada bulan Agustus ini. Ini tema yang cukup bagus untuk kita bahas, mungkin kita bisa menarik tema tersebut kedalam konteks dunia, Indonesia, ataupun Maiyah. Tapi dalam edisi serta tema ini sama ingin menarik tema “PEWARIS DAN PERINTIS” kedalam konteks Maiyah. Karena menurut saya lewat forum Maiyah ini akan menjadi gerbong untuk anak-anak muda, agar bisa merawat Indonesia lebih baik kedepannya dan menjadikan indonesia berjaya dan disegani di mata dunia.

Bagi kalian yang baru mengenal kata Maiyah, Maiyah sendiri adalah sebuah forum diskusi yang sangat sederhana, semua ilmu dielaborasi bersama, tidak ada jarak yang begitu jauh antara audiens dengan narasumber, bahkan seringkali panggung hanya berjarak beberapa centimeter saja dari jamaah.Maiyah sendiri sebuah forum yang sudah berlangsung cukup lama, telah melalui proses dan perjalanan panjang. Bukan hal yang mudah tentunya menjaga sebuah kontinuitas berjalannya forum diskusi yang sangat cair ini. Begitu cairnya Maiyah, bahkan Maiyah disebut sebagai sebuah laboratorium ilmu yang sangat unik. Secara etimologis, Maiyah sendiri berasal dari kata ma’a, bahasa Arab yang artinya bersama. Arti Maiyah sendiri adalah kebersamaan. Kebersamaan dibangun dengan berpijak pada kebersamaan Segitiga Cinta. Yaitu segitiga antara Allah, Rasulullah, dan makhluk. Inspirasi konsep kebersamaan ini diambil dari Al-Qur`an yang dikaji oleh Marja’ (rujukan keilmuan) Maiyah: Ahmad Fuad Effendy. Bahwa kata ma’a dalam Al-Qur`an disebutkan sebanyak 161 kali yang berada dalam relasi atau kebersamaan antara Allah, Rasulullah, dan semua makhluk-Nya. Maiyah dalam arti yang lebih spesifik juga bisa disebut sebagai Lembaga Pendidikan yang tentu saja tidak berupa lembaga yang sangat formal seperti lembaga pendidikan kebanyakan saat ini. Tidak ada formulir pendaftaran, tidak ada syarat-syarat khusus untuk menjadi jamaah maiyah, tidak ada iuran bulanan yang harus dibayarkan.

Salah satu Letak keunikan Maiyah ini menurut saya adalah, salah satunya adalah terjaganya semangat kesadaran bersama bahwa semua orang yang hadir berhak untuk berbicara. Semua yang hadir berhak untuk mengemukakan kebenaran menurut versinya masing-masing dan tidak ada paksaan untuk menyetujui atas pendapat yang dikemukakan. Semua orang memiliki kebebasan yang sama untuk menentukan setuju atau tidak setuju.

Maiyah juga menurut saya bisa dikatakan seperti sekolah gratis terbuka atau universitas jalanan untuk berbagai lapisan masyarakat. Maiyah seperti menjadi laboratorium sosial yang melatih logika berpikir dan seni manajemen kehidupan. Pun formatnya lain dari berbagai bentuk institusi pembelajaran yang pernah ada. Maiyah sangat terbuka bagi siapapun. Semuanya boleh datang ke Majelis Masyarakat Maiyah. Mereka yang merasa bertuhan, yang ateis, yang apolitis, juga yang politis, yang berpendidikan tinggi maupun tidak sekolah, semuanya boleh. Tanpa ada sekat yang dibangun untuk tujuan pemisahan. Tidak ada sekat berdasarkan agama, kelas sosial-ekonomi, dan atas dasar stratifikasi sosial yang selama ini telah terbentuk kehidupan sehari-hari.

Dari pengantar diatas saya menarik benang merahnya bahwasannya, forum Maiyah ini merupakan atau bisa juga saya sebut sebagai Intellectual Property (IP) yang dibuat atau di rintis oleh Mbah Nun selaku tokoh intelektual bangsa indonesia, untuk semua jamaah Maiyah (pewaris) dan masyarakat indonesia pada umumnya agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan menjadi forum yang diridhoi Allah SWT.

Mungkin kalau di dunia Barat, kalian juga pasti pernah mendengar nama Disney atau Disneyland, itu semua sebenarnya merupakan produk dari Intellectual Property (IP) yang dibuat oleh dua orang yaitu Walt Disney dan Roy Oliver Disney dengan nama Disney Brothers Cartoon Studio. The Walt Disney Company adalah perusahaan konglomerat di bidang hiburan dan media terbesar di dunia. Yang menurut saya The Walt Disney Company itu semua dibuat atau di create bertujuan hanya semata-mata untuk tujuan duniawi semata.

Menurut saya, kita juga harus bangga sebagai masyarakat indonesia. kita juga punya lho Intellectual Property (IP) yang sangat bagus yang bernama forum maiyah ini, yang rintis oleh Emha Ainun Nadjib. Tidak hanya urusan yang berhubungan dengan duniawi aja. Di maiyah juga kita belajar serta kita dibekali dengan ilmu akhirat yang ada didalam forum maiyah.

Maiyah begitu cair, luwes, rileks, nyaris tanpa struktur baku. Bukan sebuah organisasi. Maiyah lebih cenderung disebut “organisme” yang memiliki karakter seperti ruang yang menampung apapun dan siapapun di dalamnya.
Mbah Nun mengatakan bahwa sejatinya Maiyah itu merupakan dinamika tafsir terus-menerus, tidak terlalu penting didefinisikan secara baku. Yang penting keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat luas.Toto Rahardjo, pimpinan KiaiKanjeng sekaligus sahabat Mbah Nun yang merupakan salah satu dari sesepuh Maiyah mengatakan bahwa, meskipun Maiyah dipandang sebagai sebuah gerakan sosial budaya, agama, bahkan gerakan sufi, menurutnya Maiyah mengambil posisi cukup sebagai majelis ilmu. Peryataan itu juga di “iyakan” oleh mbah nun Menurut Mbah Nun, dengan berposisi sebagai majelis ilmu, Maiyah dapat menjadi penyokong segala organisasi, pergerakan, ataupun institusi yang ada di masyarakat.

Dengan apa yang saya lihat penjabaran di atas, bahwasannya mbah nun lewat forum maiyah ini beliau, ingin mencetak atau membekali generasi-generasi muda bangsa indonesia supaya percaya diri,tangguh jujur serta bertanggung jawab supaya bisa menjadi pemimpin bangsa indonesia yang baik dimasa yang akan datang. lewat bekal-bekal ilmu yang mereka dapat di forum maiyah.

Jika ditarik lebih detail dan dalam, suasana di forum maiyah yang dihadiri setiap malam oleh ribuan orang di berbagai tempat/daerah, dalam jiwa serta diri mereka, setiap jamaah maiyah seolah sudah tertanam sebuah kesadaran untuk bersama-sama menjaga setidaknya 3 bentuk keamanan satu sama lain; keamanan martabat, kemananan harta dan keamanan nyawa. Lahirnya kesadaran di setiap individu tersebut menghasilkan output berupa tertibnya jalannya sebuah forum. Ketika setiap orang yang hadir di Maiyahan sudah tertanam rasa tanggung jawab terhadap keamanan dirinya dan orang-orang di sekitarnya, maka secara langsung dalam dirinya pun muncul sifat disiplin. Disiplin ini bukan hanya soal bagaimana dia tidak melanggar aturan norma kemanusiaan dan akhlaq, tetapi juga disiplin bahwa di Maiyah semua orang memiliki hak yang sama. Tidak ada jarak antara kaya dan miskin, antara pandai dan bodoh, antara alim dan sesat. Semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk berdisiplin menjaga ketertiban dan keamanan selama berjalannya forum diskusi. Dengan adanya kesadaran seperti itu diharapkan jamaah bisa mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari mereka untuk selalu bertanggung jawab, bertanggung jawab untuk dirinya sendiri serta orang-orang disekitarnya. itu semua merupakan modal untuk menjadi pemimpin yang baik sudah ditanamkan di forum maiyah.

Pada akhirnya saya menarik kesimpulan, seperti yang disampaikan oleh Mbah Nun di setiap beberapa kesempatan forum Maiyahan, bahwa apa yang kita lakukan saat ini adalah menanam dan terus menanam. Kita tidak pernah tahu kapan ladang kita ini akan panen. Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan mengizinkan kita untuk panen. Yang kita lakukan saat ini adalah menjaga berlangsungnya proses bagaimana apa yang kita tanam untuk terus terjaga dan terus terjaga. Ketika ada hama yang mengganggu, kita bersihkan bersama-sama, ketika ada hujan badai atau tiupan angin yang kencang, kita selamatkan bersama-sama. Semangat ihdina shiroto-l-mustaqiim harus tetap tumbuh dalam hati kita. Bahwa yang primer adalah menikmati proses bukan menantikan hasil.