blank

Perkembangan teknologi adalah suatu keniscayaan. Peradaban manusia mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi. Tidak bisa disangkal bahwa, laju perkembangan tersebut telah mengubah tatanan sosial dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan bermasyarakat melahirkan individualitas, kesendirian, serta ketertutupan. Manusia hari-hari ini semakin menggandrungi media sosial sebagai bagian dari perkembangan teknologi dan zaman.

Dan baru-baru ini muncul istilah yang merepresentasikan perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia ia adalah “artificial intelligence” atau secara umum bisa diartikan sebagai kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial atau dalam bahasa inggrisnya “artificial intelligence” atau bisa juga disingkat dengan AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. AI sendiri merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya. Atau lebih umumnya adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia yang berbasis pada ilmu pengetahuan.

Sejak munculnya teknologi kecerdasan buatan, membuat banyak orang membanding -bandingkannya dengan kecerdasan pada manusia. Manakah yang lebih baik dan lebih cerdas (kecerdasan buatan atau kecerdasan manusia ) Dan menurut beberapa sumber yang saya baca. Para pakar dan ahli berlomba-lomba menciptakan teknologi artificial intelligence (AI). Dan menurut mereka juga kecerdasan buatan manusia artificial intelligence (AI) diklaim lebih cerdas jutaan kali daripada manusia dimasa depan.

Dalam hal ini, menurut pandangan saya kecerdasan buatan dan kecerdasan manusia tidak bisa diperbandingkan sama sekali. Karena secanggih apapun teknologi yang diciptakan atau dibuat oleh manusia tidak akan bisa mengungguli kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan diciptakan manusia sedangkan kecerdasan alami manusia tuhan yang menciptakan. Dalam hal ini saja kita sudah tau dan memandang bahwa apapun yang dihasilkan dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia sebenarnya juga ada campur tangan tuhan didalamnya. Manusia dan segala kecerdasannya kan itu pemberian dari tuhan. Karena apapun yang kita manusia ciptakan, dengan segala kecanggihan yang dibuat manusia itu juga pemberian dari tuhan. Dan jangan lupa, kecerdasan manusia tidak hanya berupa intelektualitas saja, tetapi masih ada kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Dan itu tidak dimiliki oleh sebuah robot ataupun teknologi secanggih apapun.

Dalam hal “artificial iman” sendiri, artificial adalah sesuatu hal yang dibuat atau buatan manusia dan bukan merupakan produk alami. Dalam konteks dari kecerdasan buatan, “artificial” ini mengacu ada 4 komponen yaitu berbasis pengetahuan , berbasis data, antar muka pemakai, mesin inferensi yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Yang itu semua dapat menciptakan sebuah produk kecerdasan yang canggih untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia.

Sedangkan konsep iman memaknai dari segi istilah umumnya disebut sebagai keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lidah, dan dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh keyakinan. Tanpa adanya sedikit keraguan mengenai ajaran yang datang dari Allah SWT dan Rasulullah SAW. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Sebab itu, iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan melainkan juga untuk menyatu dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.

Sampai disini menurut saya tentang para pakar dan para ahli yang menyebutkan bahwa kecerdasan buatan manusia diklaim lebih cerdas jutaan kali daripada manusia dimasa depan. Itu adalah bentuk kesombongan manusia yang tidak didasari oleh keimanan manusia itu sendiri. Kalau manusia beriman pasti akan menyakini bahwa kecerdasan serta kecanggihan yang manusia buat itu datangnya dari allah SWT. Dan kalau kata mbah nun di dalam forum kenduri cinta beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa allah itu ada di semua koordinat alam semesta hidup kita. Jadi bisa kita pahami bersama-sama bahwa kita tidak bisa menandingi ciptaan allah SWT yang otentik dalam diri kita dalam hal ini adalah kecerdasan manusia. Dan para ahli dan pakar yang menyebutkan bahwa kecerdasan buatan manusia diklaim lebih cerdas jutaan kali daripada manusia dimasa depan adalah bentuk dari “artificial iman” itu sendiri atau iman buatan yang mempercayai bahwa produk buatan mereka (manusia) dapat menandingi kecerdasan otentik yang allah SWT berikan kepada manusia. Sifat Kesombongan dari manusia ini yang harus dihindari dalam kehidupan kita.

Jadi dalam memandang atau memaknai perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam hal ini artificial intelligence (kecerdasan buatan). kita harus hati-hati dan tidak usah membanding-bandingkan, apalagi membandingkannya dengan kecerdasan manusia yang otentik buatan dari Allah SWT. Pandanglah dan maknai lah perkembangan teknologi serta penemuan serta kecanggihan produk buatan manusia ini sebagai anugrah dari Allah kepada manusia untuk memudahkan berkehidupan manusia dimasa yang akan datang. Karena pada dasarnya artificial intelligence bukanlah sebuah ancaman, atau bahan untuk diperbandingkan dengan kecerdasan manusia. Tapi lebih dari itu kita bisa memaknai bahwa artificial intelligence itu bisa bermanfaat di kehidupan kita. Contohnya artificial intelligence sangat berpengaruh besar dalam pengembangan teknologi pembelajaran. Berkat artificial intelligence, pekerjaan guru menjadi lebih mudah dan siswa semakin interaktif dalam pembelajaran. Jadi guru-guru tidak lagi mengunakan mode ceramah aja dalam hal metode pembelajaran kepada murid – muridnya tapi bisa memanfaatkan teknologi agar pembelajarannya lebih inovatif dan kreatif.