Dalam dunia modern sistem dimodifikasi sedemikian rupa sehingga semua barang dan jasa diperjualbelikan. Kehidupan tidak lagi seperti dulu ketika budaya saling memberi dapat memungkinkan untuk distribusi sumber daya yang merata sehingga nilai-nilai sosial dan budaya yang berasal saling memberi ini mampu dipertahankan dan dipelihara. Berbagai fenomena yang mengakibatkan ikatan-ikatan sosial ini menjadi longgar, seperti individu yang lebih anonim dalam lingkungan yang mengakibatkan hilangnya beberapa aspek dalam interaksi sosial. Membangun hubungan sosial yang berlanjut membutuhkan suatu kondisi tertentu.
Forum Maiyah Gambang Syafaat diselenggarakan, dalam konteks ini menjawab tantangan bagaimana membangun hubungan sosial dalam iklim lingkungan yang semakin anonim ini.
Malam ini (25/10/2023), di sisi selatan pelataran Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), komunitas Maiyah Gambang Syafaat kembali berkumpul dengan suasana kebersamaan untuk berbagi satu sama lain. Acara ini dimulai dengan pembukaan oleh Jion, Ikhfan, Indah, dan Diyah. Mereka bersama jamaah yang hadir memulai forum dengan munajatan, yang diakhiri dengan indzal qiyam.
Selanjutnya berlanjut ke sesi mukadimah, untuk mengalasi tema diskusi dimulai dengan mengulas beberapa fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Sebelum memasuki sesi kedua, Pak Syarif yang biasanya beliau hadir kali ini ikut membersamai untuk bersama-sama mengalasi tema. Beliau menyampaikan bagaimana pentingnya membaca sebagai ikhtiar sehingga mampu menghadirkan keyakinan-keyakinan keilahian. Sesi muqaddimah ini diakhiri dengan pembacaan puisi oleh Nugroho dan penampilan beberapa lagu yang dinyanyikan secara solo oleh Tsaqifa. Suasana semakin hangat dengan gitar yang ia mainkan.
Setelah selesai di sesi mukadimah tersebut, forum bergerak menuju sesi yang berikutnya. Dalam sesi ini, ditemani oleh Pak Ilyas, Habib Anis dan Gus Aniq. Untuk menjaga supaya diskusi tetap fokus dan hangat, pada sesi ini dimoderatori oleh Ikhfan dan Diyah. Para narasumber yang hadir pada acara tersebut tidak hanya memberikan penjelasan yang mendalam tentang berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat, tetapi juga menghubungkan fenomena tersebut dengan nilai-nilai keislaman. Mereka menganalisis dan menafsirkan setiap fenomena dari sudut pandang Islam dan modern, sehingga memberikan pengetahuan baru dan perspektif yang berbeda untuk forum mala ini. Selain itu, mereka juga membahas bagaimana fenomena-fenomena tersebut relevan dengan kondisi saat ini, mengaitkannya dengan isu-isu kontemporer dan bagaimana masyarakat seharusnya merespon fenomena tersebut berdasarkan dari apa-apa yang sudah dipelajari bersama di maiyah.
Dalam tengah-tengah diskusi yang berlangsung, diselingi Pak Syafir yang membacakan sebuah puisi karya dari Mbah Nun ditemani keheningan suasana malam, menjadikan semua yang hadir terhanyut dalam setiap bait puisi yang dilantunkan.
Tanpa disadari, waktu telah bergerak dengan cepat. Jarum jam menunjukkan pukul 00.30 dini hari. Forum yang dirancang untuk membangun hubungan sosial dalam lingkungan yang semakin anonim dengan kesadaran pembelajaran dan diskusi sebagai media membangun dan mempertahankan ikatan sosial dalam masyarakat dengan berat hati harus segera ditutup. Forum tersebut ditutup dengan shohibul baiti dan diakhiri doa.
Beranda Reportase