Banyak definisi mengenai ridho namun ridho bagi saya merupakan salah satu hal paling dasar dalam mencapai sebuah keberhasilan. Ridho berarti percaya, rela, dan ikhlas menerima apa yang ada. Semua yang kita jalani memerlukan ridho karena jika tidak ridho maka akan sulit bagi kita untuk mencapai suatu tujuan. Ridho itu berasal dari Allah, dari manusia di sekitar kita, dan tentunya dari dalam diri sendiri. Mbah Nun juga pernah mengatakan bahwasanya sebelum kita meminta ridho kepada Allah, kita harus ridho terlebih dahulu kepada segala qadla dan qadarnya Allah maka otomatis Allah akan ridho kepada kita.
Pertama yaitu ridho dari dalam diri kita sendiri. Dalam melakukan sesuatu selain kita memerlukan ridho Allah, kita juga harus ridho terhadap diri kita sendiri. Jika kita tidak ridho terhadap apa yang akan kita lakukan maka kita tidak bisa memaksimalkan kemampuan kita untuk meraihnya. Mungkin bisa jadi ridho ini artinya sama dengan ikhlas. Sama-sama dari perasaan, namun bedanya ridho dan ikhlas menurut perspektif saya adalah ikhlas asalnya dari dalam hati sedangkan ridho dari perbuatan atau kehendak terhadap diri sendiri.
Kedua yaitu ridho dari manusia. Manusia disini maksud saya adalah manusia lain selain diri kita seperti ridho dari orangtua. Ridho orangtua selalu disertai dengan ridho Allah karena kedudukan orang tua yang sangat tinggi di hadapan Allah. Seperti yang tertuang dalam hadis yang selalu saya tingat sampai saat ini yaitu : رِضَى اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ . Saya sangat yakin jika tidak ada ridho orangtua maka saya tidak akan bisa melangkah sedikitpun. Selain ridho dari orangtua saya merasa bahwa ridho dari orang lain di sekitar kita juga sangat diperlukan.
Yang ketiga adalah ridho dari Allah, ridho dari Allah merupakan yang paling penting. Namun saya berpikir bahwa Allah hanya akan meridhoi hal-hal yang positif dan yang terbaik bagi kita saja. Meskipun kita ingin sekali untuk melakukan atau menginginkan suatu hal, jika Allah tidak ridho maka hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Di balik semua itu saya tetap yakin bahwa Allah pasti memberikan dengan hal lain yang lebih besar daripada apa yang saya inginkan.
Ketiga aspek tersebut memiliki korelasi yaitu pertama kita harus ridho dari dalam diri kita sendiri, kemudian mendapat ridho dari orangtua, jika kita sudah mendapatkan dua ridho tersebut maka otomatis Allah akan meridhoi kita. Ketika saya merasa gagal dalam melakukan hal yang saya kehendaki maka artinya saya belum mendapat ketiga ridho tersebut. Menurut saya ridho itu tidak diminta, melainkan dikejar dengan usaha. Allah atau pun orangtua akan melihat usaha dan istiqomah kita maka kita akan diridhoinya.
Peristiwa ridho yang saya alami dan terus saya ingat hingga saat ini adalah ketika di tahun 2019 saya baru lulus dari sekolah. Saat itu saya sangat menginginkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu ke universitas. Saya terus mendaftar ke beberapa universitas yang saya inginkan dengan tidak meminta pertimbangan kepada orangtua saya. Di keluarga saya memang belum ada yang masuk ke Perguruan Tinggi dan saya baru mengatakan keinginan besar tersebut ketika mendekati hari-hari menuju ujian. Banyak yang menentang keputusan saya tersebut termasuk keluarga besar.
Saya tidak diperbolehkan kuliah di tahun tersebut. Tiga jalur masuk universitas yang saya tempuh juga tidak ada yang lolos. Dengan perdebatan yang berkepanjangan keluarga akhirnya mengizinkan saya berkuliah di tahun depan meskipun ada keraguan di benak mereka akan keputusan ini karena saya sendiri pun bukan berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Dengan bekal ridho dari mereka pada tahun 2020 saya mencoba kembali untuk mendaftar perguruan tinggi lagi dan alhamdulillah berhasil lulus di sebuah perguruan tinggi negeri terbaik di Jawa Timur dengan menggunakan beasiswa.
Dari peristiwa ini saya mengambil hikmah bahwa segigih apa pun keinginanmu jika orangtua tidak meridhoinya maka jangan lakukan. Mungkin ini juga bisa menjadi pelajaran buat teman-teman maiyah yang juga ingin melanjutkan pendidikannya. Ridho itu penting, ridho adalah senjata pertama kita dalam meraih sebuah tujuan.