Di sebuah kesempatan, di acara Mocopat Syafaat Mbah Nun menjelaskan bahwa kehidupan ini bagaikan rumah bundar yang disana terdapat banyak sekali pintu. Seseorang boleh masuk melalui pintu mana saja. Pintu tersebut bisa metode, cara, atau apa pun. Kata Mbah Nun, “Yang penting kita sungguh-sungguh. Kebenaran terletak pada kesungguhan kita mendekat pada Allah.”
Kala itu Mbah Nun merespon pertanyaan seseorang akan ibadah yang dia lakukan. Apakah ibadahnya sudah benar atau bukan, apakah hidupnya sudah benar atau bukan. Letak kebanaran adalah kesungguhan manusia menuju cahaya. Islam itu adalah perjalanan dari kegelapan menuju cahaya terang. Dan pemilik kebenaran tiada lain adalah Allah SWT.
Demikianlah semangat Gambang Syafaat. Ia bagaikan rumah dengan seribu pintu yang semuanya terbuka. Orang boleh masuk melalui pintu apa saja sesuai dengan jenis minat dan kecenderungannya. Tidak heran jika yang datang ke forum Gambang Syafaat secara tampilan begitu beragam, ada yang rapi, ada pula yang bercelana kolor, berkaos oblong, ber koko. Orang menyebut ini toleransi, ada pula yang menyebut multi culture tetapi sebenarnya ini hanya sederhana. Gambang Syafaat sadar bahwa kebenaran itu hanya milik Allah, yang boleh memberi raport atas kebenaran hanyalah Allah, kita semua berposisi sama; orang yang bersungguh-sungguh mendekat pada Allah. Lalu siapakah penghuni rumah seribu pintu itu? Yang orang-orang bisa masuk dengan cara yang dikehendakiNya? Pemilik rumah itu adalah tiada lain Allah SWT.
Pada 25 Desember 2021 nanti Gambang Syafaat telah berusia 22 tahun. Jika ini diibaratkan tanaman, banyak sekali orang yang telah ikut merawatnya. Sebagian mereka telah lulus, ada pula yang meninggal dalam proses merawat pohon Gambang Syafaat ini. Kepada mereka kita doakan semoga apa yang mereka lakukan tercatat sebagai kesungguhan mendekat kepada Allah. Kembali lagi mengutip Mbah Nun, bahwa bermaiyah adalah menanam, merawat, menyirami dengan kesunguhan total. Kita harus juga sadar bahwa buah-buah yang dihasilkan atas tanaman itu tiada lain Allah yang menumbuhkan. Terhadap Gambang Syafaat, kami hanya merawat, atas hasil yang ditumbuhkan itu dari Allah. Kami akan terus semangat merawat apapun hasilnya, apapun buahnya. Mari memasuki pintu, mari merawat Gambang Syafaat.
Redaksi
Semarang, 21 Desember 2021