blank

Ada sebuah asumsi yang mengaitkan antara Masjid Menara Kudus dengam Masjid Al aqso Jerusalem. Di dalam enkripsi yang terdapat di atas mihrab Masjid Menara Kudus, tersebutlah bahwa nama Masjid Menara adalah Al quds, juga disebut Al manar. Ada riwayat, yang mengatakan bahwa Syech Ja’far Sodiq (sebelum dikenal sebagai Sunan Kudus) pernah melakukan muhibah/kunjungan sampai ke negeri Jerusalem. Saat di sana, ada wabah penyakit, dan Syech Ja’far Sodiq lah yang berjasa menemukan solusi atas wabah penyakit tersebut. Atas jasa beliau, diberi kenang-kenangan berupa batu Jerusalem. Atas dasar riwayat tersebut, terbangunlah asumsi bahwa Syech Ja’far Sodiq membuat semacam miniatur kota dan diberi nama Kudus, yang seakar kata dengan Al Quds. Batu dari Jerusalem dijadikan pondasi pertama dalam pembangunan masjid Alquds yang kini dikenal sebagai Masjid Menara.

Saya tidak akan memvalidasi atau menyangkal asumsi tersebut. Anggap saja asumsi tersebut benar, sehingga Kudus menjadi sah disebut Jerusalem of java. Yang menggelitik pikiran saya adalah, motif apa yang membuat Sunan Kudus berinisiatif membuat miniatur kota Jerusalem. Apakah saat Sunan Kudus ke Jerusalem, negeri tersebut dalam kondisi yang sangat ideal, sehingga Sunan Kudus terkesima, takjub. Orang yang takjub, terpesona tentu ingin mengingat terus, bahkan berusaha mewujudkan keterpesonaannya di kota asalnya. Maka menjadi wajar, saat pulang ke Tajug (nama Kudus di masa lampau), Syech Ja’far Sodiq membangun kotanya, dan dinamai Kudus, kemudian untuk mengingatnya, maka nama Masjidnya adalah Al quds.

Bagaimana jika ternyata saat Syech Ja’far Sodiq ke Jerusalem, justru keadaan di sana sangat memprihatinkan, banyak masalah. Apa motif beliau membuat miniatur Jerusalem di Tajug/Kudus? Apa tumon orang membuat media klangenan untuk kota yang tidak mengenakan, dan penuh masalah? Di sinilah saya mencoba memberi jawaban. Jika ternyata Jerusalem masa lalu, sama dengan Jerusalem masa sekarang yang penuh masalah, tentu motif membuat miniatur bukan ingin kota asalnya juga bermasalah sebagaimana Jerusalem. Lalu buat apa miniatur? Saya kira Sunan Kudus ingin memberi andil menyelesaikan masalah yang ada disana dengan media miniatur di sini. Apa bisa dan mungkin? Kalau anda percaya santet, debus, yang mampu mengirim ‘aksi’, mempengaruhi objek tujuan via miniatur dengan boneka, maka Anda juga harus memberi ruang dalam pikiran Anda tentang kemungkinan ‘Sunan Kudus mengobati/ membantu Al Quds yang disana dengan media miniatur Al Quds yang di sini.

Masjid Menara adalah simbol dan monumen toleransi beragama, kedamaian dalam perbedaan. Sunan Kudus, mengirim “sinyal dan doa” meresonansi agar Jerusalem bisa damai, sebagaimana Kudus. Cukup mungkin bukan?

Oleh oleh Silaturohim Semak (Sedulur Maiyah Kudus) edisi 7.