Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan menyertai kita semua. Sampai juga kita di tanggal 25 Desember 2018, sebagaimana dikabarkan sebelumnya rubrik lincak edisi khusus syukuran 19 tahun Gambang Syafaat akan ditutup. Selama 30 hari tayang setiap pukul 12.00 WIB di gambangsyafaat.com, rubrik ini telah mempublikasikan 32 tulisan. Setiap hari satu tulisan, dan pada tanggal 25 ada tiga tulisan yang dipublikasikan.
Terimakasih atas respon sedulur-sedulur Maiyah di seluruh dunia yang berkenan mengirim tulisan dan membacanya. Mohon maaf bagi saudara-saudara yang tulisannya belum masuk di rubrik ini dengan beberapa pertimbangan. Kita bisa bersua di rubrik lain, di kesempatan lain.
Tulisan yang dikirim oleh para sedulur membantu penggiat Gambang Syafaat untuk mengenali dirinya sendiri. Ia bagaikan pantulan yang dipancarkan dari cermin. Ada yang menyampaikan bahwa Gambang Syafaat itu sebagaimana Bambang Ekalaya, ada yang memberi makna bahwa keistiqomahan Gambang Syafaat dalam menjaga maiyahan di Kota Semarang dengan atau tanpa Mbah Nun secara fisik adalah takdir pancer yang diembannya. Banyak pendapat, ungkapan, dan ilmu yang tidak terduga disampaikan oleh para sedulur tentang Gambang Syafaat.
Tulisan-tulisan itu sedikit banyak terdapat pujian-pujian, namun sedari awal diniatkan diselenggarakannya rubrik ini maka kami menghindarinya untuk menjadi alasan untuk menepuk dada dan menyisipkan seberkas kesombongan di dalam hati para penggiat. Kita telah diberi pagar, telah diberi imunisasi dari penyakit yang timbul dari eksistensi diri itu. Rame ing gawe, sepi ing pamrih, Gambang Syafaat menjadi milikku (para penggiatnya) yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus segera diselesaikan, tetapi Gambang Syafaat bukan milikku saat berkaitan dengan pamrih yang kaitannya dengan eksistensi diri apalagi fasilitas.
Pada ulang tahunnya yang ke-19 ini Gambang Syafaat mengibarkan bendera bertuliskan ‘Kreativitas’, seolah ingin mengabarkan bahwa simpul ini adalah laboratorium kreativitas. Di sini orang-orang kreatif ber kolaborasi untuk mengatasi kendala, mengatasi persoalan yang menghimpit. Masalah yang datang, misalnya kurangnya finansial bukanlah hambatan tetapi adalah kesempatan untuk mencari celah lain. Bagi orang kreatif, ranting kering yang tidak berarti bisa menjadi barang yang sangat bermakna. Ada kemudahan dan ada kesukaran, dua hal ini datang serempak. Rentang antara kesukaran dan kemudahan itu terdapat kreativitas.
Pada akhirnya rubrik ‘lincak’ edisi khusus 19 tahun Gambang Syafaat kami tutup, sampai ketemu di kesempatan yang lain. (Redaksi).