Seperti bulan-bulan sebelumnya, Gambang Syafaat bulan Januari ini dimulai dengan tadarus Alquran dan dzikir munajat maiyah, walaupun jamaah yang hadir baru belasan karena hujan yang sangat deras mengguyur kota Semarang.
Diskusi awal dibuka oleh moderator dengan mempersilahkan mas Yanto Anto untuk memaparkan status facebooknya yang “mendadak terkenal” beberapa saat sebelum Gambang Syafaat dimulai, yang isinya tentang jamaah maiyah yang masih menanyakan tentang kehadiran Cak Nun dalam Gambang Syafaat. Menurut mas Yanto Anto cinta itu tidak layak dihargai dengan imbalan, karena cinta itu ketulusan. kedatangan kita ke maiyah seharusnya bukan karena ada jadwal Cak Nun datang, kalaupun Cak Nun tidak datang kita bisa bertemu dengan yang lain dan maiyahan bersama.
Selanjutnya Mas Agus “kriwil” berbicara tentang wirausaha, cara mudah berwirausaha itu diartikan bekerja dengan cara membuka lapangan kerja sendiri dan tidak terkait dengan bos, Mas Agus berpendapat prinsip bekerja itu mengabdi kepada Allah dengan jalan melayani sesama manusia, menjadi wirausahawan dan menjadi karyawan itu sama saja, bedanya saat menjadi karyawan bos kita hanya atasan kita, sedangkan saat menjadi wirausahawan bos kita menjadi banyak, yaitu para pelanggan kita.
Yang keliru menurut mas Agus adalah saat jadi karyawan kita menggap bos kita akan dapat mencukupi kebutuhan kita, begitu pula saat menjadi wirausahawan, kita menganggap diri kita mampu mencukupi kebutuhan hidup kita itu juga keliru, karena kecukupan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan itu yang memiliki hanya Allah. Prinsipnya dalam bekerja “juragan” kita adalah Allah
Setelah mas Agus memaparkan tentang wirausaha, ada beberapa jamaah yang membuka wacana tentang ijazah dari ustad atau kiai, segitiga cinta dan perbedaan antara Muhammad dengan Muhammad bin Abdullah.
Kemudian Mas Nugroho menambahkan bahwa ada tidaknya Cak Nun dalam Gambang Syafaat bukan merupakan suatu masalah, Bahwa Alloh menciptakan Nur Muhammad,dan darinya tercipta alam semesta dengan segala isinya.salah satu alasanya bahwa Allah bukan hanya ingin diketahui.tetapi juga dikenal, .maka dimulai dari Muhammadlah maka akan mengenal Allah juga tentag ucapan beliau bahwa ketika umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. dan hanya 1 yang diterima,mungkin bisa jadi merupakan pancingan agar terus menggali ilmu-ilmu Allah hingga mengenal Allah, andai saja kalimatnya hanya 1 yang tidak di terima. bisa jadi umat akan tenang-tenang saja.
Juga kita tidak perlu mangkel terhadap media yg diskriminatif dengan cak nun dan juga maiyah, .karena demikian itulah media, harus bisa menjadi “anjing” .berani njegug,pandai njilat dan agresif memburu (berita).media tidak sanggup memberitakan Cak Nun.
Sekitar pukul 12.00 WIB pak Saratri, Pak Ilyas dan Habib Anis sudah melingkar bersama jamaah dan bersama-sama jamaah Gambang Syafaat bersama-sama menikmati “ambengan”.
Sesaat setelah menikmati ambengan, diputarlah orasi Cak Nun di Jakarta dalam acara “Merajut kembali Nusantara”
Kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi sesi kedua. Pak Saratri mengawali pembicaraan malam bahwa ketika kita berada di Gambang Syafaat itu lebih baik mencari ilmu dari pada menerima ilmu karena jika kita menerima ilmu sama saja seperti selalu disuapi.
Saat Rasulullah berada di Madinah, maka periode itu adalah periode action, periode muamalah, tidak hanya mengurusi fiqih saja.
Pak Ilyas menceritakan bahwa beliau mendapat undangan sebuah acara yang didalam acara itu terdapat sebuah pemecahan rekor MURI, pak Ilyas bependapat bahwa rekor MURI tidak ada hubungannya dengan akademis dan spiritual, tetapi hanya soal yang “paling” saja.
Salah satu sifat Rasulullah adalah beliau tidak membanggakan diri, padahal beliau adalah orang yang sangat kaya, sangat dihormati. Itulah salah sifat yang harus kita tiru selain sifat-sifat terpuji yang lainnya.
Diakhir acara, Habib Anis juga menambahkan bahwa salah satu sifat terpuji dari Rasulullah adalah bahwa beliau sangat sedikit bicara jika tidak ditanya maka beliau tidak akan berbicara. Karena ucapan sangat berbahaya jika tidak berhati-hati, Habib Anis kemudian melanjutkan bahwa apapun yang kita katakan, maka kita akan diuji dengan apa yang kita katakan tersebut.
Pukul 1.30 WIB, Indal Qiyam mengakhiri Gambang syafaat malam ini, ditutup doa dari Habib Anis.
-Gambang Creative Team-